Selasa, 06 Desember 2011

Kepemimpinan

Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Definisi Leadership
Para penulis Leadership setuju bahwa definisi Leadership adalah proses mempengaruhi aktivitas dari seseorang atau kelompok didalam upaya mencapai tujuan pada situasi tertentu. Sehingga proses kepemimpinan merupakan fungsi dari L;leader, F;follower dan S;variabel situasional lain.
L = f(l,f,s)
Jadi, setiap kali seseorang berusaha untuk mempengaruhi perilaku orang lain, orang tersebut adalah seseorang yang berpotensi menjadi leader dan orang yang akan dipengaruhi berpotensi menjadi pengikut (follower) , tidak perduli apakah orang (pengikut) tersebut adalah atasan, partner, teman, relasi ataupun kelompok.
Pemimpin Sebagai Pencipta Visi
Ada beberapa model yang memiliki perspektif penting dari Leadership yaitu model SOAR Peak Performance dan model Vision to Results (VTR).
Model SOAR Peak Performance
Leadership adalah membuat sesuatu yang kita percayai terjadi. Esensi leadership adalah ‘seseorang melihat kebutuhan untuk bertindak, percaya akan apa yang ia kerjakan, menginspirasi yang lain dan pada akhirnya dapat merubah dunia’. Tugas seorang leader adalah mengambil apa yang dipercayainya; sesuatu yang mengalir keluar dari nilai-nilai inti dirinya, dan membuatnya menjadi kenyataan.
Manajer yang sukses memiliki cara untuk melihat kemana ia (dan organisasinya) akan pergi dan bagaimana mencapainya. Artinya, manajer harus memiliki ide, sebuah kerangka kerja dan sikap mental. Tanggung jawab manajer dijajaran atas adalah menciptakan visi untuk organisasinya, mengartikulasikan visi tersebut menjadi sebuah strategi yang lengkap, sistem manajemen yang solid dan menginformasikan sumber daya yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai hasil.
Model SOAR Peak Performance menyarankan bahwa sebuah interaksi antara Situation (situasi) dan Organization (organisasi) membawa kepada sebuah Activity (aktivitas) yang pada akhirnya membawa kepada Result (hasil). Jika sebuah organisasi ingin melakukan langkah SOAR untuk mencapai performa puncak, maka seorang manajer sebagai bagian integral dari organisasi harus mempengaruhi aktivitas organisasi untuk mencapai hasil.
Model SOAR Peak Performance
(S) Situation –> (O)Organization –> (A) Activities –> (R) Results

Sebagai sebuah kenyataan organisasi modern leader sedang menghadapi kemerosotan power (kekuatan) karena hukum, regulasi dan perubahan pada norma-norma sosial. Karakter kepemimpinan karismatik (charismatic leadership) saja tidaklah cukup. Kemampuan untuk ‘mendorong’ dengan menginspirasi saja tidak cukup untuk mencapai hasil, yang dibutuhkan adalah kemampuan seorang leader untuk ‘menarik’ dengan visi yang kuat.
Sehingga, model SOAR Peak Performance dapat diperlebar menjadi model VTR seperti dibawah ini;
(L) Leader –> S –> O –> A –> R –> (V) Vision

Model Vision to Results
Kunci dari kesuksesan adalah Vision – Change – Implementation – Results.
Keempat kata ini adalah bagan integral pada model Vision to Results, yang mengkombinasikan masing-masing karakteristik pada model yang berorientasi proses yang didapat dari penggabungan komponen-komponen berikut:
- Visi
- Ide Bisnis – Lingkungan Organisasi
- Strategi – Budaya
- Tujuan – Tim
- Pekerjaan – Orang
- Hasil
Dapat disimpulkan melalui model ini bahwa mencapai sebuah visi tidak cukup hanya dengan hubungan keputusan dan pengaruh, tetapi peran leader adalah memfasilitasi hubungan antara Vision dan Result; antara isu-isu strategis dan taktis, antara yang bersifat transfomasional dan transaksional.
Warisan Dari yang Lalu
Banyak peneliti dan penulis yang telah berkontribusi secara signifikan pada kekayaan warisan dari kepemimpinan modern;
Taylor –> Scientific Management –> 1911
Mayo –> Hawthorne Studies –> 1933
Barnard –> Executive Function –> 1938
Coch-French –> Michigan Studies –> 1948
Stogdill –> Ohio State Studies –> 1948
Homans –> Human Group –> 1950
Maslow –> Hierarchy of Needs –> 1954
McGregor –> Theory X-Theory Y –> 1957
Tannenbaum –> Schmidt Continuum of Leader Behavior –> 1957
Blake-Mouton –> Managerial Grid –> 1964
Argyris –> Maturity – Immaturity –> 1964
McClelland –> Achievement Theory –> 1965
Herzberg –> Motivation-Hygiene –> 1966
Likert –> System 1 – 4 –> 1967
Fiedler –> Contingency Model –> 1967
Reddin –> 3-D Management Style –> 1967
Hersey & Blanchard –> Situational Leadership –> 1969
Vroom-Yetten –> Contingency Model –> 1973
House-Mitchell –> Path – Goal –> 1974
Vroom –> Expectancy Theory –> 1976
House –> Charismatic Leadership –> 1977
Burns –> Transformational Leadership –> 1978
Kerr-Jermier –> Substitutes for Leadership –> 1978
McCall-Lombardo –> Fatal Leadership Flaws –> 1983
Bennis-Nanus –> Leadership Competencies –> 1985
Tichy-Devanna –> Transformational Leadership –> 1986
Manz –> Super Leadership –> 1989
Yukl –> Integrating Model –> 1989
Covey –> Principle Centered Leadership –> 1991
Johnson –> SOAR Model –> 1994
Pansegrouw –> Transformational Model –> 1995
Gyllenpalm –> Organizational Cone –> 1995
Sekolah Teori Organisasi
Pada esensinya, leadership melibatkan pencapaian hasil dengan dan melalui manusia. Seorang leader harus memiliki keperdulian terhadap pekerjaan dan hubungan antar manusia. Dua pemikiran penting pada teori organisasi adalah Scientific Management dan Human Relations.
Gerakan Scientific Management – Frederick Winslow Taylor
Pada gerakan ini, cara terbaik untuk memperbesar output organisasi adalah dengan mengembangkan teknik, atau metoda yang digunakan oleh pekerja. Konsekuensinya, Taylor disebut sebagai orang yang menganggap manusia sebagai instrumen atau mesin yang dapat dimanipulasi oleh pemimpinnya.
Fungsi dari leader pada scientific management atau teori klasik adalah untuk menyiapkan dan menyelenggarakan kriteria performa untuk mencapai tujuan organisasi. Fokus utama seorang leader adalah kebutuhan/keinginan organisasi bukan kepentingan individual.
Gerakan Human Relations – Elton Mayo
Mayo memprakarsai gerakan Human Relation yang menggantikan trend leadership ala Taylor. Menurut gerakan ini, sangat penting untuk melihat sudut pandang urusan-urusan manusia, dimana sumber kekuatan utama organisasi terletak pada hubungan interpersonal yang berkembang didalam unit kerja.
Fungsi leader pada teori ini adalah untuk memfasilitasi pencapaian tujuan bersama diantara para pengikut sambil menyediakan kesempatan pada pertumbuhan dan perkembangan individu. Fokus utamanya adalah pada kebutuhan individual. Melihat pada isu leadership, pendekatan dasar pada leadership telah bergeser melalui 3 tahapan; Ciri/Si
fat, Sikap, dan Situasi.
Pendekatan Ciri/Sifat kepemimpinan
Sebelum tahun 1945, study leadership berkonsentrasi pada ciri/sifat, dimana karakteristik tertentu sangat esensial untuk leadership yang efektif. Karena tidak semua orang memiliki ciri-ciri tersebut, hanya mereka yang memilikinya yang dianggap dapat menjadi leader.
Warren Bennis mengidentifikasi 4 ciri/sifat, atau kompetensi leadership:
1. Management of Attention ? Kemampuan untuk mengkomunikasikan visi/tujuan yang menarik pengikut.
2. Management of Meaning ? Kemampuan untuk menciptakan dan mengkomunikasikan arti dengan jelas.
3. Management of Trust ? Kemampuan untuk dapat dipercaya dan konsisten.
4. Management of Self ? Kemampuan untuk mengetahui seseorang, dan menggunakan kemampuan orang tersebut dengan batasan kekuatan dan kelemahannya.
CIRI/SIFAT
Dapat beradaptasi pada situasi Pintar, intelligent
Peka terhadap lingkungan sosial Mengerti konsep
Ambisius dan berorientasi hasil Kreatif
Dapat menyatakan diri Diplomatis dan taktis
Dapat bekerjasama Lancar berbicara
Dapat diharapkan Pengetahuan pekerjaan tim
Dominan (keinginan mempengaruhi yang lain) Persuasif
Enerjik (aktivitas tinggi) Kemampuan bersosial
Tekun
Percaya diri
Tolerasi pada stres
Kemauan untuk memikul tanggung jawab
Ciri/Sifat Pemimpin yang Negatif
John Geier menemukan 3 ciri/sifat yang menghilangkan potensi seseorang menjadi leader dan terjadinya persaingan tidak sehat dalam sebuah organisasi, yaitu ‘Perasaan tidak mendapat informasi, perasaan menjadi non-partisipan, dan kekakuan.
Sementara itu Morgan McCall dan Michael Lombardo menemukan sebuah ‘cacat fatal’ (fatal flaws) leader yang gagal sebelum dapat mencapai tujuannya, yaitu:
1. Tidak sensitif pada yang lain.
2. Dingin dan sombong.
3. Tidak dapt dipercaya.
4. Terlalu ambisius.
5. Memiliki masalah khusus dengan bisnis.
6. Tidak mampu mendelegasikan.
7. Tidak mampu melakukan staffing secara efektif.
8. Tidak mampu berpikir strategis.
9. Tidak mampu beradaptasi pada pemimpin berbagai gaya.
10. Terlalu bergantung pada penasehat.
Sementara itu, Shelley Kirkpatrick dan Edwin Locke menyatakan ciri/sifat yang berpengaruh pada leadership sebagai berikut:
- Drive.
- Motivasi kepemimpinan.
- Kejujuran dan intergritas.
- Percaya diri.
- Kemampuan kesadaran.
- Pengetahuan akan bisnis.
- Ciri/sifat lain: karisma, kreatifitas, orisinalitas & fleksibilitas.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepemimpinan
http://www.robinmalau.com/perspektif-awal-kepemimpinan/

0 komentar:

Posting Komentar